PANGGILAN KEMURIDAN DARI SANG GURU

Dika, sulung dari keluarga sederhana di desa. Sejak kecil sering mendengar cerita ayahnya tentang bagaimana guru SD mereka – seorang guru kampung – tidak hanya mengajar membaca dan menulis, tapi juga menanamkan nilai: bahwa hidup itu bukan sekadar bekerja untuk kaya, tapi untuk menjadi berkat. Guru itu selalu berkata, “Kalau kamu besar, jangan hanya cari kerja, tapi carilah cara agar kamu bisa menolong orang lain.”

Kata-kata itu tertanam dalam hati Dika dan menjadi suara panggilan. Dika tak memilih pekerjaan karena gaji, tapi karena dia ingin menjadi cahaya kecil bagi orang lain.

Kini, dia menjadi perawat yang tekun melayani di pelosok NTT, tanpa mengeluh. Ia berkata, “Saya bekerja bukan untuk kaya. Saya bekerja supaya nama Tuhan dimuliakan.”

Itulah esensi dari panggilan kemuridan—sebuah anugerah, panggilan, sekaligus perutusan.

Panggilan: Bukan Sekadar Profesi, tapi Anugerah Ilahi. Tuhan mempercayakan pekerjaan yang kita dapat sebagai anugerah, lebih dari sekedar hasil lamaran pekerjaan.

Panggilan Tuhan adalah kasih karunia Tuhan yang memilih manusia menjadi mitra-Nya dalam karya keselamatan.

Maka jangan ditampik kalau panggilan itu sekaligus sebuah tantangan dan Pertaruhan Diri

Yesus berkata, “Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”
Jalan yang ditempuh bukan melalui suasana nyaman, tapi tantangan nyata.

Kemuridan berarti keluar dari zona aman, menjawab risiko, bahkan bertaruh diri.

Namun justru di sanalah para murid dimurnikan, berjalan di jalan salib harian dan ambil bagian dalam misteri kasih Allah.

Panggilan tidak menyajikan hidup mudah, tapi membuat hidup bermakna.

Perutusan itu bekerja untuk Memuliakan Tuhan, bukan untuk memuliakan diri.

Yesus melarang para murid bawa bekal berlebih, supaya para murid belajar bersandar hanya pada penyelenggaraan Allah, bukan pada kekuatan diri.

Karya dari panggilan hidup bukan demi status atau gaji, melainkan demi Nama Allah dimuliakan.

Sukacita Sejati itu mengalir dari sumber Air Hidup. Dari sanalah Allah mengalirkan keselamatan menjadi sungai baru yang menyuburkan kehdiupan banyak orang.

Kemuridan harus berakar pada relasi dengan Kristus, Sang Air Hidup. Tanpa itu, pelayanan akan menjadi kering dan berat.

Pemuridan bukan sekadar program atau pelatihan. Ini adalah proses pembentukan hati—agar orang mampu melihat dengan cara pandang Kristus, mengalami dunia dengan kasih-Nya, dan diubah menjadi manusia matang yang merdeka.

Pemuridan bukanlah meniru luar, tetapi mengalami transformasi batin yang menghasilkan kebijaksanaan. Seorang murid sejati adalah dia yang mampu melihat lebih dalam, mencintai lebih tulus, dan melayani lebih sungguh.

Pemuridan membantu setiap orang mentukan arah. Gereja selalu menghadirkan sentuhan yang menggugah.

Gereja adalah komunitas, rumah panggilan, tempat anak muda didengarkan, dikuatkan, dan dipanggil. Bukan karena kita hebat, tapi karena Tuhan mau memakai kaum muda untuk menjadi jala keselamatan.

Hidup adalah anugerah panggilan, bukan sekadar pilihan profesi.

Hidup adalah perutusan kemuridan, bukan perjalanan menuju sukses duniawi semata.

Tuhan mempercayai kita untuk menjadi murid-murid-Nya hari ini, bukan besok.

Mari kita jawab panggilan itu dengan sukacita, sebab seperti dikatakan Yesus, “Bersukacitalah, karena namamu terdaftar di surga.” (Luk 10:20)

Salam sehat, berlimpah berkat

  • Rm Yos Bintoro, Pr

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top