Garuda masih berotot kepak sayap bersama Rizki Ridho, Kambuaya, Ricky Kambuaya, Ramadhan Sananta. Sepak bola bukan ideologi, namun ideologi butuh “emotional loyalty”.

Ideologi itu orientasi roh suatu bangsa, bagai kompas moral penegas arah visi masa depan. Nasionalisme tanpa ideologi bagai negara tanpa jati diri.
Ideologi 1-kan keragaman, terbuka pd pragmatis dlm rangka efektifitas bernegara. Namun pragmatisme tanpa ideologi, negara hilang arah.
Ideologi itu kolektif, ada nilai bersama yg diperjuangan, yg memastikan stiap WN setara dlm hukum & rasa keadilan.
Ideologi saring ‘common sense’ spt bagi2 subsidi walau defisit, agar selaras dgn cita2 nllai luhur yg dijunjung bersama: Kebangsaan, Harga Diri, Demokrasi, Keadilan Sosial & Ketuhanan sbg hal paling ‘intangible’ yg jadi roh dr ke-4 aspek dasar tsb.
Ideologi pun butuh “emotional loyalty” sejalan gaung kumandang “Indonesia Pusaka” di GBK akhiri perjuangan Timnas. Indonesia bisa!.
Salam Garuda Pancasila!!
- Rm Yos. Bintoro, Pr
